"Aku mau kita balikan, Ra."
Kiara, wanita itu melirik seorang pria dihadapannya dengan wajah yang sulit diartikan. Kiara tersenyum, ia melepaskan kedua tangan pria itu yang menggenggam tangannya dengan erat.
"Maaf, tapi aku tidak bisa. Aku sudah melupakanmu, kamu sudah tidak ada lagi di hatiku."
"Tapi Ra, apa kamu lupa kenangan yang selama satu tahun kita lalui bersama? Apa kamu dengan mudahnya membuang semua kenangan itu dan melupakan aku?" Kata pria itu dengan wajah sedih. Kiara menatap dalam kedua mata pria itu yang dulu pernah membuatnya jatuh kedalam pesonanya.
"Kalau kamu menanyakan itu, Ya, aku sudah melupakannya. Lagipula itu sudah 2 tahun yang lalu, Za." Kiara berucap dengan lembut. "Kamu harus melupakan aku juga, Za. Sudah saatnya kamu mencari wanita yang lebih baik dari aku."
Reza menundukkan kepalanya, ia menahan airmatanya yang hendak jatuh. "Setidaknya beri aku kesempatan, Ra. Aku akan menjadi lebih baik buat kamu, aku tidak bisa hidup tanpa kamu." Kata Reza dengan suara parau. Kiara mengalihkan pandangannya kesamping, mengusap airmatanya yang berjatuhan.
"Dulu, saat itu aku sudah memberikan kesempatan kedua buat kamu. Tapi apa? Kamu malah menyia-nyiakannya. Kamu terus meminta maaf dan selalu berjanji padaku tidak akan mengulanginya lagi. Tapi apa? Berulang kali kamu minta maaf berulang kali juga kamu mengulangi kesalahan yang sama, dan itu yang membuat aku lelah dan menyerah akan cinta kita."
Reza menatap wajah Kiara dengan airmata yang berjatuhan. "Aku pikir ini adalah yang terbaik untuk kita berdua--" Kiara mengambil sesuatu dari dalam tasnya. "Ini undangan pernikahan aku. Setelah kamu berkali-kali menyakiti perasaanku, calon suami ku ini selalu ada untukku dan menemaniku disaat aku mencoba untuk melupakan kamu."
Reza mengulurkan tangannya gemetar dan mengambil undangan itu dari Kiara. "Ka-kamu benar-benar tidak akan memberikan kesempatan lagi untukku?" Kata Reza yang terakhir kalinya. Kiara menganggukkan kepalanya. "Iya, dan aku selalu berdoa semoga kamu menemukan wanita diluar sana yang lebih baik dariku dan jangan lagi kamu sia-siakan siapapun wanita itu seperti yang aku alami."
Kiara tersenyum, lalu ia mengulurkan tangannya pada Reza. "Sepertinya ini akhir dari pertemuan kita. Aku harap kamu datang ke pernikahan ku, Za. Tidak usah membawa apapun, aku hanya ingin kamu melihat bahwa aku sudah bahagia dengan pasanganku dan kamu juga harus bahagia dengan pasanganmu nanti. Kita harus sama-sama bahagia, janganlah terus berputar di masa lalu. Aku dan kamu, perjalanan kita masih panjang. Jangan terus mengharapkan aku yang nyatanya kita sudah di jalan yang berbeda."
Kiara mendekatkan tubuhnya pada Reza dan memeluknya. Kedua tangan Reza bergetar dan membalas pelukan Kiara. "Ingat perkataanku ini, kamu harus hidup bahagia. Jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri atas apa yang sudah berlalu. Aku selalu mendoakan yang terbaik buat kamu, Reza."
Kiara melepaskan pelukannya, ia tersenyum pada Reza sebelum pergi meninggalkan area taman kota. Reza menatap sedih punggung Kiara yang perlahan mulai menjauh. Sungguh selama 2 tahun ini Reza sangat menyesal sudah menyia-nyiakan wanita sebaik Kiara. Selama Kiara disampingnya, dimana saja dia? Saat Kiara membutuhkannya, kemana saja dia?
Disaat Kiara pergi dari hidupnya barulah Reza merasakan sebuah penyesalan yang ternyata terasa sangat menyakitkan. Seakan separuh jiwanya kosong, seakan ada yang hilang dari hidupnya. Mungkin apa yang dikatakan Kiara benar, ia harus merelakan Kiara untuk pria lain dan mencoba berbaikan dengan masa lalu.
Kiara, kamu akan selalu menjadi cinta pertamaku. Selamanya.
***
*2 minggu kemudian*
Taman yang luas dengan rumput yang hijau diubah menjadi tempat sebuah resepsi pernikahan. Sang mempelai wanita terlihat sedang melihat pantulan dirinya di kaca yang sangat besar dengan lampu-lampu yang menghiasinya. Hari ini adalah hari pernikahannya, sejak ijab qobul pagi tadi, Kiara sama sekali tidak melihat sosok Reza disana.
Kiara takut Reza tidak akan datang dan mengingkari kembali janjinya. Kiara harus melihat sosok Reza untuk yang terakhir kalinya sebelum ia pindah ke Kalimantan mengikuti suaminya bekerja disana.
"Ra, kamu kenapa?" Kata Hani, salah satu sahabatnya dan satu-satunya yang mengetahui hubungannya dengan Reza. "Sejak ijab qobul tadi aku tidak melihat Reza. Aku takut dia mengingkari janjinya lagi, Han." Kata Kiara dengan wajah sedih.
Hani menghembuskan napasnya, tangannya mengusap lengan Kiara mencoba menenangkan sahabatnya itu. "Mungkin Reza belum siap melihat kamu dengan pria lain. Atau mungkin Reza sedang ada urusan mendadak di kantornya?" Kata Hani mencoba membuat alasan. "Tidak mungkin, Han. Reza sudah berjanji padaku 2 minggu yang lalu kalau ia akan datang ke pernikahanku. Aku hanya ingin mengucapkan salam perpisahan karena sehabis resepsi aku akan pergi ke Kalimantan mengikuti kak Bara kerja disana." Hani memeluk Kiara yang terlihat sudah ingin menangis.
"Sudah jangan menangis, Reza tidak akan mengingkari janjinya lagi. Dia pasti akan datang, aku yakin."
Acara resepsi pun dimulai. Kiara dan Bara berjalan diatas karpet merah disambut sorak gembira dari tamu yang hadir disana. Kiara menghadap kearah Bara, lalu ia memeluk sang suami dengan erat. Reza yang ternyata hadir di bangku para tamu melihatnya dengan senyum tipis. Kiara-nya terlihat sangat bahagia, dan itu membuat hatinya pun ikut senang.
Rangkaian acara resepsi seperti foto dengan para tamu dan keluarga sedang berlangsung. Reza hanya duduk dibangkunya seraya menatap sosok Kiara yang sangat cantik dengan gaun putih yang dikenakannya.
"Reza? Ini benar kamu Reza yang itu?" Hani tiba-tiba saja muncul dari sampingnya membuat Reza sedikit terlonjak kaget. "I-iya, ada apa ya?"
"Kamu tidak ingat aku? Aku Hani, sahabatnya Kiara." Reza mengingat sosok wanita berambut pendek dihadapannya ini. "Oh iya, aku ingat. Apa kabar, Han?" Reza mengulurkan tangannya dan berjabat dengan Hani. "Kabarku baik. Kamu sejak kapan disini? Kenapa tidak muncul di depan Kiara?"
"Aku hanya ingin melihatnya saja, sebentar lagi aku akan pergi." Kata Reza pelan. "Kiara akan pindah ke Kalimantan." Kata Hani tiba-tiba. Reza langsung melihat Hani dengan terkejut.
"Apa? Tapi kenapa?"
"Dia terpaksa harus ikut kak Bara kesana untuk pekerjaan. Sehabis resepsi ini mereka berdua langsung terbang ke Kalimantan." Reza menyenderkan punggungnya lalu mengusap wajahnya pelan. "Sebenarnya aku masih sedikit kesal denganmu jika mengingat masa lalu. Tapi yah... masa lalu adalah masa lalu, kita tidak seharusnya selalu berputar di masa lalu 'kan? Lagipula aku mulai tidak kesal padamu saat Kiara mengatakan bahwa kamu sudah menyesali perbuatanmu dan memintanya kembali. Maaf tapi mungkin ini sedikit kasar, tapi... kamu tau itu tidak mungkin 'kan?" Reza menganggukan kepalanya.
"Aku tau, dan aku sudah merelakan Kiara dengan pria lain. Aku memang bersalah, seharusnya aku tidak mengatakannya padanya saat itu."
"Kiara ingin sekali kamu datang di pernikahannya. Tapi saat ijab qobul tadi kamu tidak ada, dan Kiara sangat sedih. Kiara sangat ingin bertemu denganmu, jadi aku harap kamu hampiri Kiara dan ucapkan selamat untuknya." Hani berdiri dan meninggalkan Reza sendirian disana.
Reza melihat Kiara yang tersenyum kepada tamu yang hadir. Apa ia harus kesana dan mengucapkan selamat untuk Kiara?
Akhirnya Reza berjalan perlahan menuju kedua mempelai yang sedang sibul menyalami para tamu yang hadir. Saat tiba gilirannya, Reza melihat Kiara yang berhenti tersenyum dan menatapnya lama. Bara yang merasakan situasi mulai tegang dan tidak ingin terjadi hal yang membuat heboh para tamu undangan, ia mengajak Kiara dan Reza untuk pergi ke belakang panggung.
"Hai, saya Bara, suaminya Kiara." Kata Bara dengan tenang. Bara sudah tau pria yang muncul dihadapannya dan Kiara ini adalah Reza, mantan kekasih Kiara. "Oh hai, saya Reza." Mereka berdua tersenyum canggung.
"Mungkin kalian ingin berbicara dulu, yang menyambut tamu biar saya aja. Sayang aku keatas dulu ya." Bara mengusap lembut rambut Kiara. Reza terdiam, ia tidak tau harus bicara apa dengan perasaannya yang campur aduk. "Aku kira kamu tidak akan datang,"
Kata Kiara pelan.
"Apa?" Tanya Reza memastikan. "Aku kira kamu mengingkari janji lagi, Reza! Aku kira kamu berbohong padaku dan tidak akan datang ke pernikahanku." Hancur sudah pertahanan Kiara. Airmata yang selama ini ia tahan mengalir begitu saja saat melihat wajah Reza.
"Hei a-aku tidak akan mengingkari janji lagi, Ra, kamu ingat 'kan? Kebetulan pagi tadi ada masalah dikantor yang harus aku urus jadi aku baru bisa datang saat resepsi." Reza menepuk punggung Kiara pelan. "Aku takut, Za, aku takut tidak akan bisa melihat wajah kamu lagi untuk yang terakhir kali. Karena sehabis resepsi aku akan terbang ke Kalimantan." Kata Kiara sesegukan.
"Aku tau, kamu tidak usah khawatir soal itu. Kita masih bisa mengabari lewat pesan 'kan? Kenapa kamu sangat cengeng di hari spesial ini sih." Reza menghapus sisa airmata di wajah Kiara. "Aku juga ingin mengucapkan salam perpisahan,"
Kiara menatap Reza bingung, "Kamu mau kemana?"
"2 minggu lagi aku dipindah tugaskan ke cabang kantor di London, jadi sekarang aku akan tinggal disana." Tangis Kiara semakin menjadi membuat Reza kebingungan. "Padahal ki-kita baru saja berbaikan, ta-tapi kenapa kamu harus pergi ke tempat yang sangat jauh." Reza membawa tubuh Kiara kedalam pelukannya.
"Jarak tidak akan membuat pertemanan kita putus, Ra. Aku akan tetap mengabari kamu jika aku ada waktu luang, jadi kamu jangan khawatir." Reza mengelus punggung Kiara lembut. Reza dan Kiara sama-sama terhanyut dalam kehangatan dari tubuh masing-masing, karena mungkin ini menjadi pelukan terakhir mereka. "Hapus airmata kamu, jangan buat orang yang sudah mendandani kamu menjadi susah hanya karena bedak kamu luntur." Kata Reza bercanda, Kiara tertawa.
"Happy wedding, Ra. Semoga pernikahan kalian langgeng sampai maut memisahkan, jadilah istri yang berbakti kepada suami. I love you, kamu akan selalu menempati tempat yang paling spesial di hati ku." Kata Reza dengan tulus.
Kiara mengangguk, airmatanya kembali berjatuhan. "I love you too, Reza. Kamu akan selalu menjadi orang spesial di hati aku."
END
***
Gimana gimana? Ini one shoot pertama aku dan langsung di publish di blog😄
Semoga suka yaa jangan lupa pantengin terus blog aku okeee💓

Wkwkwkwk komen nih mbaknyaa
BalasHapus